Pages

Ads 468x60px

Senin, 25 September 2017

KEMAJUAN TEKNOLOGI HARUS DIBARENGI DENGAN AGAMA

Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa perkembangan sains dan teknologi disaat ini semakin terasa pesat dan hasilnya dapat dirasakan oleh manusia, sehingga kehidupan manusia saat ini terasa lebih mudah dan sangat nyaman, tidak saja yang menyangkut tentang pencapaian sesuatu itu lebih gampang, tetapi dengan waktu yang singkat lagi cepat kenyamanan sesuatu itu dapat dinikmati oleh kita manusia. Misalnya saja dapat disebutkan secara historis, pada zaman purba manusia berpergian dengan berjalan kaki, kemudian ada gagasan untuk memanfaatkan binatang, lalu menciptakan roda dan kendali, kemudian secara berangsur-angsur dapat memperbaiki kecepatan dan menciptakan teknologi transportasi sehingga dari kereta binatang menjadi kereta api, dari kereta api menjadi mobil, dari mobil menjadi pesawat terbang. Demikian pula dari perahu layar menjadi kapal api, dan seterusnya. Hingga sekarang kemanfaatan teknologi lebih terasa meringankan beban hidup manusia dalam mengangkut barang, menghemat waktu dan memanfaatkan sumber daya baru yang efektif.
`Tetapi dari adanya kemajuan sains dan teknologi, banyak kalangan yang mencemaskan. Diantara kecemasan itu berkisar pada akibat-akibat negatif yang ditimbulkannya. Misalnya penemuan obat bius,  yang mestinya dapat dimanfaatkan di bidang medis, tetapi akhirnya bisa beralih fungsi karena disalah gunakan oleh pemakainya sehingga menjadi sebuah alat untuk memperkosa wanita.
Nah masalahnya sekarang, alat apa yang dapat digunakan oleh kita manusia untuk mengerem pengaruh-pengaruh negatif dari dampak kemajuan sains dan teknologi itu?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, rupanya hanya agama yang sanggup untuk menawarkan pandangan-pandangan yang positif.
 B.   Pandangan Agama Terhadap Kemajuan Teknologi
Agama merupakan salah satu cara hidup manusia menemukan 1. Makna hidup, dan 2. Dunia yang menjadi lingkungannya. 2 (dua) hal ini dengan jelas dapat dipahami dari ayat 24-25 surat Yunus yang artinya :
“sesungguhnya perumaan hidup duniawi hanyalah bagaikan air hujan yang kami turunkan dari langit, kemudian berpadu dengan tumbuh-tumbuhan bumi yang menjadi makanan manusia dan binatang sebagai tatkalah bumi mulai berhias diri dan nampak indah menarik, dan penghuninya menyangkah bahwa mereka mempunyai kekuasaan atas bumi itu, tiba-tiba datang perintah kami dimalam atau disiang hari, kemudian kami jadikan  bumi itu gundul seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu apapun di hari kemarinnya. Demikianlah kami jadikan untuk menjelaskan ayat-ayat kami untuk kaum yang berfikir. Dan Allah menyeru kepada negeri perdamaian, serta menunjukkan siapa yang dikehendakinya ke jalan yang lurus
Dengan demikian sekalipun manusia itu sangat pandai dan bisa menguasai berbagai peralatan yang canggih, sehingga mampu menaklukkan alam jagat raya ini. Tetapi mereka tetap tidak boleh sombong, sebab bagaimanapun tingginya ilmu manusia, masih ada saja kejadian-kejadian yang tidak bisa diramalkan oleh mereka. Seperti terjadinya bencana gelombang sunami aceh, semburan lumpur lapindo di Sidoarjo. Ternyata semua itu munculnya tanpa diduga. Bahkan, sampai sekarang semburan lumpur lapindo belum bisa diatasi oleh siapapun. Semua itu merupakan suatu realisasi peringatan Allah swt. Sebagaiman arti ayat yang tertera di atas, Rasulullah saw. pun pernah mengancam dengan hadistnya yang artiya “Tidak akan masuk surga bagi orang yang dalam hatinya terdapat seberat biji sawidari sifat sombong”.
Apabila agama sebagai “Way Of Life” atau jalan hidup bagi manusia. Maka sejauh mana kaitannya dengan kemajuan sains dan teknologi? Abu’l Hasan Ali Al Nadwi menyimpulkan ada 4 saran yang ditawarkan agama antara lain:
  1. Teknologi adalah sebagai alat untuk menaklukan kesulitan manusia.
Tujuan paling mendasar dari industri dan teknologi adalah untuk menaklukkan rintangan dan kesulitan dalam perjalanan hidup manusia. yang diakibatkan oleh kebodohan manusia itu sendiri.
Sebaliknya, jika masalah manusia telah terpecahkan, mereka tidak boleh lupa kepada Tuhannya, sebab teknologi dan kelebihan yang mereka kuasai  itu semata-mata pemberian dari Allah dan semua itu hanya merupakan sarana belaka.
  1. Teknologi bagi kehidupan manusia hanya merupakan sarana.
Sarana disini bisa dipahami sebagai suatu yang netral. Artinya tidak mempunyai nilai baik atau buruk apalagi nilai jahat. Ia hanya bisa tunduk dan patuh kepada kehendak, pikiran dan moralitas manusia sebagai pemakainya. Seringkali benda itu berubah menjadi negatif gara-gara pemakainya membelokkan untuk mencari keuntungan priibadi. Sebagaimana contoh obat bius diatas.
Karena itu  masalahnya bukan terletak pada hasil teknologi, tetapi semata-mata terletak pada orang yang menggunakannya dan penggunaan itu sendiri. Maka benarlah ungkapan dalam Al-Qur’an “telah tampak kehancuran dan kebinasaan di daratan dan di lautan itu disebabkan oleh tangan manusia itu sendiri”. Disinilah diperlukan peranan agama, artinya Teknologi itu harus dibarengi dengan agama. Sebab agamalah yang mengajar manusia agar menggunakan sesuatu itu lebih bermanfaat dan sesuai proporsinya.
  1. Hendaknya teknologi dimanfaatkan untuk menjaga keseimbangan.
Yang dimaksud keseimbangan disini adalah keseimbangan antara “kekuatan dan moral”. Memang diakui bahwa perkembangan teknologi telah menciptakan kemungkinan bagi perbaikan keadaan-keadaan dalam tingkat hidup sejumlah manusia, mengankat penderitaan fisik, membebaskan diri dari kerja berat, semuanya menjadi gampang dan sangat mudah. Tetapi kita sebagai manusia yang bermoral tentu harus mengakui, bahwa semua itu terjadi karena keikut sertaan  campur tangan Tuhan. Tanpa capur tangan Tuhan tidak mungkin semua itu bisa terjadi.
  1. Tujuan akhir teknologi adalah untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan.
Dalam masalah ini islam sudah jelas, bahwa Allah swt. menciptakan manusia di bumi ini adalah sebagai kholifah (wakil) Allah. Artinya, agar manusia berbuat dengan sebaik-baiknya terhadap alam sekelilingnya. Bila terjadi sesuatu yang dianggap bisa membahayakan, hendaknya cepat-cepat untuk menanggulanginya sehingga tidak menimbulkan bencana. Menjaga udara tetap bersih tidak berpolusi, sehingga terasa segar untuk bernafas. Menjaga kesuburan tanah, sehingga dapat ditanami buah-buahan yang segar, agar dapat dinikmati oleh manusia. Apabila manusia jenuh dengan makanan pokok dan mereka ingin mengubahnya menjadi bentuk yang lain (tentunya dengan teknologi) islam tidak melarangnya, asal semua itu membuat kemakmuran bagi manusia secara merata. Sehingga hidup ini menyenangkan, membahagiakan dan bisa Khusnul Khotimah jika nanti pada saatnya kembali untuk menghadap padaTuhan sebagai penciptanya.
 C.   Kesimpulan
Kemajuan teknologi bisa membawa dampak positif dalam kehidupan umat manusia yakni bisa menyenangkan dan membahagiakan. Tetapi tidak menutup kemungkinan bisa terjadi sebaliknya. Hal ini disebabkan karena teknologi hanyalah merupakan suatu alat atau sarana yang tidak mempunyai nilai baik atau buruk apalagi nilai jahat. Hal ini tergantung pada kehendak pemakainya, kemudian agar para pemakainya menggunakan hal-hal yang positif dan bisa membawa kemanfaatan, maka teknologi sangat perlu dibarengi dengan agama, karena agamalah yang mengarahkan pada manusia untuk menggunakan semuanya itu pada hal-hal yang positif, agar hidup ini bisa tentram, menyenangkan dan bahagia dibawa naungan ridha Allah swt.


 Sumber :
  1. Depag RI. Al-Qur’an dan terjemah. Proyek pangadaan kitab suci jakarta 2003.
  2. Abdul dahlan An Nadwi islam pengembangan perubahan dunia. Pustaka jakarta 1988.
  3. tajridus shorih, Abil abas zainuddin, Ahmad darul fikri bairut.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

 
Blogger Templates